Minggu, 08 Februari 2009

Sejarah,Visi dan Misi Seminari








Lambang didominasi bentuk bebijian yang melambangkan "BENIH=SEMEN (Bahasa Latin)" lebih lanjut pengertiannya berkembang menjadi " SEMINARE" lalau " SEMINARIUM" yang berarti "Penyemian Benih"

Makna Tulisan :
Warna Kuning = Keluhuran; Merah = Pengorbanan demi sesama; Hijau=Kesuburan untuk penyemian benih; Biru muda = Keteduhan demi kesehatan jiwa raga; Biru Tua= Kemantapan dalam iman; Hitam=Keteguhan hati menolak godaan duniawi.


  1. Inti Benih dipadu dengan Salib dan Cawan/Sibori yang menyatu dengan mesbah atau Altar bermakna SANCTITAS : Kesucian salah satu motto Seminari yang membina para Seminaris/Calon Imam untuk dapat hidup dan mempunyai dedikasi yang tinggi untuk hidup mengarah kepada Tuhan dan menjunjung tinggi bidang kesakralan/kekudusan di tengah dunia yang sudah porak poranda.
  2. Daging Benih yang menjadi latar inti benih bermakna SANITAS: Kesehatan salah satu motto Seminari yang membina para Seminaris/Calon Imam untuk mampu hidup dalam jiwa dan raga yang sehat,walau mereka berada di situasi dunia yang penuh dengan kekotoran, dan justru nanti akan menjadi tugas dan kewajiban mereka untuk membawa dunia ini menuju kekudusan kepada Tuhan.
  3. Kulit benih yang menjadi pelindung Inti benih yang bermakna SCIENTIA: Science/Pengetahuan salah satu moto Seminari yang membina para Seminaris/Calon Imam untuk memiliki Science/pengetahuan,dan Teknologi karena dewasa ini kemajuan dunia informatika begitu pesat dan up to date para calon Imampun harus bisa menyesuaikan semuanya itu dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan kewajibannya kelak sebagai Imam dalam melayani umat.

Pendiri Seminari St. Yohanes Don Bosco adalah Mgr. Groen MSF,pada tanggal 12 Juli 1950.
Pada awalnya bernama St. Yosef, dengan makna : Mendidik seminaris yang mau bekerja keras,tekun dan taat dalam bimbingan Tuhan sebagaimana Santo Yosef. Tanggal 21 Mei 1938, wilayah Misi MSF di Kalimantan yang meliputi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dipisahkan dari Vikariat Apostoliknya (Pontianak) dan dijadikan Prefektur Apostolik Banjarmasin,dan tanggal 19 Oktober 1938 Peter Jac Kusters MSF diangkat menjadi Prefek Banjarmasin.

Program kerja Pater Jac Kusters MSF meliputi 3 hal :

  1. Perbaikan dibidang sosial,berhubung adanya pergeseran pada bidang adat dan kebiasaa padakebiasaan pada masyarakat sebagai suku setempat.
  2. Mengintensifkan karya pastoral,supaya khususnya permasalahan hidup perkawinan dapatditangani secara lebih baik.
  3. Mengusahakan adanya konsolidasi dibidang pendidikan dan pengajaran,kareba adanyapembukaan sekolah-sekolah dan pertumbuhannya yang terlalu cepat,baik sekolah yangdidirikan oleh Pemerintah maupun pihak Gereja.

Tanggal 12 Juli 1950, Mgr. J. Groen MSF,Vikaris Apostolik Banjarmasin,mendirikan Seminari Menengah dengan nama pelindung St. Yosef Pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk mencetak tenaga pastoral yang taat,tekun, bekerja keras serta setia pada karya dan rencana Allah.

Setelah empat tahun berjalan, ternyata banyak peminatnya,sehingga tahun 1954 Seminari St. Yosef ini dipindahkan ke Sanga-sanga,kira-kira 10 Km arah ke laut, dari Kota Samarinda Kalimantan Timur. Seminari St. Yosef Sanga-sanga direncanakan akan menjadi Seminari Menengah Regional bagi Vikariat Banjarmasin dan Samarinda.

Tahun 1956 diadakan konferensi Vikaris seluruh Kalimantan, salah satu keputusannya adalah mengirim 3 kelas ke Seminari Nyarungkop-Pontianak hal ini dilakukan karena di Seminari Sanga-sanga kekurangan tenaga pengajar.

Tanggal 27 Juni 1959 Seminari Menengah St. Yosef Sanga-sanga di tutup. Kelas yang ada dipindahkan ke Seminari Nyarungkop Pontianak-Kalimantan Barat, hanya Kelas Persiapan Atas (KPA) tetap tinggal di Kalimantan Timur. Kemudian KPA ini dipindahkan ke Desa Tering, kira-kira 500 Km dari Samarinda.

SEMINARI St. YOHANES DON BOSCO SAMARINDA

Tahun 1961, Seminari Menengah dibuka kembali di Samarinda. Para Siswa Seminari selama tiga tahun pertama mengikuti pelajaran SMP dab tiga tahun selanjutnya mengikuti pelajaran SMA. Di Seminari mereka mendapat pelajaran tambahan Bahasa Latin dan bidang-bidang pembinaan agama. Cara pengajaran seperti ini dapat berlangsung dengan baik karena pada tahun 1959 telah dibuka SMP Katolik di Samarinda. Selanjutnya tahun 1963 SMA Katolik pun dibuka,sehingga siswa Seminari Menengah yang berbeda di Nyarugkop-Pontianak dipindahkan kembali ke samarinda. Beberapa tahun kemudian Vikariat Banjarmsin juga mengirim siswa Seminarinya ke Samarinda.

Tahun 1971,Seminari St. Yosef diintegrsikan dengan Asrama St.Yohanes Don Bosco, sebuah asrama untuk pelajar Putra Non Seminaris yang didirikan tahun 1956. Semenjak penggabungan itu nama Seminari St. Yosef berubah menjadi "Asrama Seminari St. Yohanes Don Bosco. Pada tahun 1993, penggabungan ini dirombak, para Seminaris dipisahkan dengan yang non Seminaris. Para Seminaris pindah ke Gedung Seminari Don Bosco di jalan Pasundan 78, hingga sekarang.


Seminari Menengah Santo Yohanes Don Bosco Samarinda,walaupun telah sekitar setengah abad berdiri dan telah 12 tahun menempati gedung sendiri di Jalan Pasundan 78 Kampung Jawa Samarinda,tetapi jumlah murid tidak menunjukan ada peningkatan yang cukup berarti. Mungkin karena melihat minat siswa yang mau masuk Seminari tidak begitu menunjukan peningkatan itulah,maka sistim pembinaan dan jumlah tenaga pembinaannya pun tidak menunjukan adanya perubahan pada tahun-tahun yang sebelumnya,maka setelah pergantian Rektor Seminari, maka semuanya menunjukan adanya tanda-tanda kehidupan di seminari yang sebelumnya lengan sekarang menjadi ramai dan semakin banyak siswa yang mendaftar di seminari,siapakah gerangan sang Rektor yang mendobrak sistim lama dan mengganti dengan sistim yang kompotitif dan sangat ter up to date? ya... siapa lagi kalau bukan Pastor Benediktus Indropraptono Pr. Maju terus Seminari Don Bosco dalam meniti panggilan suci pantang menyerah Tuhan memberkati.

Visi Seminari

Bersandar pada motto : Kesucian,Kesehatan,dan Pengetahuan, brusaha memotivasi para Seminari untuk siap sedia menanggapi panggilan Tuhan,untuk belajar sebagai seorang calon Imam,biarawan-biarawati,kaum religius yang tekun dan handal
Seminari St. Yohanes Don Bosco adalah lembaga pendidikan calon Imam milik Keuskupan Agung Samarinda (KASRI). Sebagai seminari Menengah,seminari Don Bosco menampung dan membentuk para kaula muda yang mempunyai niat dan kemauan untuk menanggapi panggilan Tuhan secara khusus.

Misi Seminari

Berdasarkan Misi Keuskupan (Kususnya kemandirian dalam hal tenaga Pastoral) mendorong dan memotivasi para seminaris untuk siap sedia menaggapi panggilanTuhan, untuk belajar sebagai seorang calon Imam,biarawan atau kaum religius yang tekun dan handal.
dengan munculnya banyak panggilan, maka diharapkan muncul juga banyak tambahan tenaga pastoral ( baik awam maupun kaum berjubah) yang mau bekerja di wilayah keuskupan agung samarinda yang sampai saat ini masih sangat minim.

Seminari Don Bosco adalah lembaga pendidikan calon Imam milik keuskupan agung samarinda (KASRI). Sebagian seminari menengah,seminari don bosco menampung dan membentuk para kaula muda yang mempunyai niat dan kemauan untuk menaggapi Tuhan secara kusus.

VISI Jenjang SMU : Pribadi yang mulai mengidamkan Imamat

MISI Jenjang SMU :
  • Menerima para remaja tamatan SLTP yang ingin mewujudkan idamannya menjadi imam
  • Membentuk mereka untuk mulai memiliki kualitas-kualitas manusiawi dan rohani -
  • kristiani yang sesuai untuk memeluk tawaran panggilan imamat yang diidamkannya.
  • Menyeleksi mereka untuk mendapatkan calon yang sungguh-sungguh terpesona (aspirare)
  • akan tawaran panggilan imamat.

VISI jenjang KPA : Pribadi yang terpesona akan tawaran panggilan menjadi imam diosesan KASRI.

MISI jenjang KPA :
  • Menerima para kaula muda tamatan SMU/sederajat yang ingin mewujudkan idamannya
  • Membentuk mereka untuk mulai memiliki kualitas-kualitas manusiawi dan rohani - kristiani yang sesuai untuk memeluk tawaran panggilan imamat yang diidaminya.
  • Menyeleksi mereka untuk mendapatkan calon yang sungguh terpesona (aspirare) akan tawaran panggilan imamat
Visi Pra-Tor: Pribadi yang berani melamar untuk menjadi calon imam diosesan KASRI

Misi Pra-Tor :

  1. Menerima para kawula muda tamatan SMU seminari dan KPA yang ingin mewujudkan idamannya menjadi imam diosesan KASRI
  2. Membentuk mereka untuk semakin memiliki kualitas-kualitas manusiawi dan raohani-kristiani yang sesuai untuk memeluk tawaran panggilan imamat yang diidamkannya
  3. Menyeleksi mereka untuk mendapatkan calon yang berani melamar (Postulare) untuk menjadi calon imam diosesan KASRI.

Read more...

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP